music Q

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Selasa, 30 April 2013

prinsif-prinsif kesehatan


  Prinsif-prinsif pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program –program kesehatan yang lain, akan tetapi pernyataan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. Karena program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan ‘behavioral investment’ jangka panjang.Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan  hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan  pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan perpengaruh pada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact)dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Berbeda dengan program kesehatan yang lain,terutama program pengobatan yang langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.
1.      Peranan Pendidikan Kesehatan
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu,kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan  adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dan sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.
2.      Konsep Pendidikan Kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok / masyarakat. Konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu mengatasi masalah kesehatan, dll.
3.      Proses Pendidikan Kesehatan
Prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Dalam kegiatan belajar ada tiga masalah pokok,yakni persoalan masukan (input), proses dan persoalan pengeluaran ( out put ). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ada 4 kelompok yaitu: faktor materi(bahan belajar), lingkungan, instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardwere) seperti perlengkapan belajar,alat-alat peraga, dan perangkat lunak (softwere) seperti fasilitator belajar,metode belajar,organisasi,dll.

  Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran  pendididkan, dimensi tempat pelaksanaan atau apikasinya,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok:
1.      Pendidikan kesehatan individual
2.      Pendidikan kesehatan kelompok
3.      Pendidikan kesehatan masyarakat
Dimensi tempat pelaksanaanya,pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,misal di sekolah, rumah sakit, di tempat-tempat kerja, dll
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan  5 tingkat pencegahan.
a.       Promosi kesehatan (health promotion)
b.      Perlindungan khusus (specific protection)
c.       Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early diagnosis and prampt treatment)
d.      Pembatasan cacat (Disability limitation)
e.       Rehabilitasi (rehabilitation)

  Metode Pendidikan Perilaku
Pada hakikatnya pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat ,kelompok atau individu.
Beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan massa (public).
a.       Metode pendidikan individual (perorangan)
Bentuk dari pendekatan pendidikan ini adalah bimbingan dan penyuluhan, dan wawancara.
b.      Metode pendidikan kelompok
Metode pendidikan kelompok ,harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Metode tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.Kelompok besar bisa menggunakan metode ceramah dan seminar. Sedangkan kelompok kecil bisa dengan,
1.      Diskusi kelompok
2.      Curah pendapat (Brain Storming)
3.      Bola salju (Snow Balling)
4.      Kelompok kecil –kecil ( Bruzz Group)
5.      Memainkan peranan (Role Play)
6.      Permainan simulasi( Simulation Game)

      Metode pendidikan massa ( public)
Pendekatan yang bisa dilakukan dengan metode ini adalah:
1.      Ceramah umum (Public Speaking)
2.      Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik tv maupun radio
3.      Simulasi
4.      Sinetron
5.      Tulisan- tulisan dimajalah atau koran
6.      Bill Board

Alat Bantu (Peraga)
Yang dimaksud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan / pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran.

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian / pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.

Seseorang atau masyarakat didalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman / pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam suatu kerucut.

Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsi bahan pendidikan / pengajaran. Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah. Jelas bahwa penggunaan alat peraga adalah salah satu prinsip proses pendidikan.

Dalam rangka pendidikan kesehatan, masyarakat sebagai konsumer juga dapat dilibatkan dalam pembuatan alat peraga (alat bantu pendidikan). Untuk ini petugas kesehatan berperan untuk membimbing dan membina, bukan hanya dalam hal kesehatan mereka sendiri tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain.

Alat peraga akan membantu dalam melakukan penyuluhan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan jelas dan tetap pula. Dengan alat peraga, orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan.

Manfaat Alat Bantu Pendidikan
Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
c. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
d. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan.
e. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.
f. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
                  kepada orang lain.
g. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan / informasi oleh para pendidik /
                  pelaku pendidikan.
h. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan
                   diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera.

                   Menurut penelitian para ahli indera, yang paling banyak menyalurkan
       pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh / disalurkan melalui mata. Sedangkan 13 sampai  25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan
      bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan
      informasi atau bahan pendidikan.
i. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui kemudian lebih mendalami dan
      akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik. Orang yang melihat sesuatu
      yang memang diperlukan akan menimbulkan perhatiaannya. Dan apa yang
      dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian baru baginya yang
      merupakan pendorong untuk melakukan / memakai sesuatu yang baru tersebut.
j. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima sesuatu
       yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa.
      Untuk mengatasi hal tersebut, AVA akan membantu menegakkan pengetahuan-
       pengetahuan yang telah diterima oleh manusia sehingga apa yang diterima akan
       lebih lama tinggal / disimpan didalam ingatan.

            Macam-Macam Alat bantu Pendidikan
Pada garis besarnya, hanya ada 2 macam alat bantu pendidikan (alat peraga) :

 Alat Bantu Lihat (Visual Aids)
Alat ini berguna didalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan :
                  - 2 dimensi, gambar, peta, bagan, dan sebagainya.
- 3 dimensi misal bola dunia, boneka, dan sebagainya.

            Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Ialah alat yang dapat membantu menstimulasi indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan / pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.

 Alat Bantu Lihat-Dengar
Seperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA).

Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam menurut pembuatannya dan penggunaannya.
a. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide dan sebagainya
      yang memerlukan listrik dan proyektor
b. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan
      setempat yang mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kaleng bekas, kertas
      koran, dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga yang sederhana yang dapat
      dipergunakan di berbagai tempat, misalnya :
       - Di rumah tangga seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang
       nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya.
       - Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart, poster,
       leaflet, buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dan sebagainya.
       - Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, fanel graph, boneka
       wayang, dan sebagainya.

Ciri-ciri alat peraga kesehatan yang sederhana antara lain :
a. Mudah dibuat
b. Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal
c. Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat.
d. Ditulis (digambar) dengan sederhana.
e. Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
f. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

 Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan
Menggunakan alat peraga harus didasari pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga tersebut.
a. Individu atau kelompok
b. Kategori-kategori sasaran seperti kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dan
      sebagainya.
c. Bahasa yang mereka gunakan
d. Adat-istiadat serta kebiasaan
e. Minat dan perhatian
f. Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima.

Tempat memasang (menggunakan) alat-alat peraga :
a. Didalam keluarga antara lain dalam kesempatan kunjungan rumah, waktu
       menolong persalinan, merawat bayi atau menolong orang sakit dan sebagainya.
b. Di masyarakat, misalnya seperti pada waktu perayaan hari-hari besar, arisan-
       arisan, pengajaran, dan sebagainya; serta dipasang juga di tempat-tempat
       umum yang strategis.
c. Di instansi-instansi, antara lain puskesmas, rumah sakit, kantor-kantor, sekolah-
       sekolah, dan sebagainya.

Alat-alat peraga tersebut sedapat mungkin dapat dipergunakan oleh :
a. Petugas-petugas puskesmas / kesehatan
b. Kader kesehatan
c. Guru-guru sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
d. Pamong desa.

Menggunakan Alat Peraga
Biasanya kita menggunakan alat peraga sebagai pengganti objek-objek yang nyata sehingga dapat memberikan pengalaman yang tidak langsung bagi sasaran.  Didalam menggunakan alat peraga untuk memperjelas pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat, benda-benda yang sebenarnya mempermudah masyarakat untuk mengerti dan memahaminya, karena alat peraga seperti ini merupakan benda-benda yang mereka jumpai sehari-hari.
Oleh karena itu sebelum mempergunakan alat peraga lain sebagai pengganti benda-benda asli, perlu ditelaah terlebih dahulu apakah penggunaan benda-benda asli memungkinkan atau tidak. Sebaliknya kalau tidak ada benda-benda asli maka dibuatlah alat peraga dari benda-benda pengganti.
Sebelum membuat alat peraga kita harus merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut :

 Tujuan yang Hendak Dicapai
a. Tujuan pendidikan. Tujuan ini dapat untuk :
       - Mengubah pengetahuan / pengertian, pendapat dan konsep-konsep.
      - Mengubah sikap dan persepsi
       - Menanamkan tingkah laku / kebiasaan yang baru
b. Tujuan penggunaan alat peraga
       - Sebagai alat bantu dalam latihan / penataran / pendidikan
      - Untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu masalah
       - Untuk mengingatkan sesuatu pesan / informasi
       - Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.
                  Perancanaan dan pemilihan alat peraga ditentukan sebagian besar oleh tujuan
       ini.Kalau tujuannya itu rumit maka mungkin diperlukan lebih dari satu macam alat peraga. Kemampuan penyampaian pesan masing-masing alat peraga berbeda-beda, misalnya leaflets dan pamplets lebih banyak berisi pesan sedangkan poster lebih sedikit pesan-pesan tetapi bersifat pemberitahuan dan propaganda. Dengan sendirinya alat peraga yang dipergunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan berbeda dengan alat peraga yang dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan.

 Persiapan Penggunaan Alat Peraga
Semua alat peraga yang dibuat berguna sebagai alat bantu belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan keterampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.

Misalnya satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi / anak-anak harus diperlihatkan satu-persatu secara berurutan sambil menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi komunikasi 2 arah. Apabila kita tidak komunikasi 2 arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart 1 demi 1 tanpa menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut mungkin gagal.

Sebelum penggunaan alat peraga sebaiknya petugas mencoba terlebih dahulu alat-alat tersebut, yang masih dalam bentuk kasar sebelum diproduksi seluruhnya. Gunanya tes percobaan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana alat peraga tersebut dapat dimengerti oleh sasaran pendidikan.

Contoh : Sebuah poster yang akan dipergunakan menunjang program keluarga berencana dibuat desain / rancangan beberapa buah. Lalu ini dicobakan pada sekelompok kecil sasaran yang dianggap mempunyai ciri-ciri yang sama dengan sasaran pada umumnya, kepada siapa poster itu nantinya ditunjukkan. Salah satu desain yang paling mudah dipahami, terutama yang dapat dikenal pesan-pesannya dengan baik itulah yang akan diproduksi dan diperbanyak.

Cara melakukan percobaan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Merencanakan terlebih dahulu tes pendahuluan untuk suatu media yang akan
       diproduksi.
b. Menentukan pokok-pokok yang akan dipesankan dalam media tersebut.
c. Menentukan gambar-gambar pokok atau simbol-simbol yang disesuaikan dengan
       ciri-ciri sasaran.
d. Memperlihatkan alat peraga / media tersebut kepada sasaran tercoba.
e. Menanyakan kepada sasaran tercoba :
                   - Apakah mereka mengalami kesukaran dalam memahami pesan-pesan, kata-
                   kata dan gambar-gambar didalam media tersebut.
                   - Menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.
                   - Mencatat komentar-komentar dari sasaran tercoba.
                    - Melakukan perbaikan alat peraga (media) tersebut.
f. Mendiskusikan alat yang dibuat tersebut dengan orang lain (teman-teman) atau
       dengan para ahli.

 Cara Mempergunakan Alat Peraga
Cara mempergunakan alat peraga sangat tergantung pada alatnya. Menggunakan gambar sudah barang tentu lain dengan menggunakan film strip dan sebagainya. Disamping itu juga dipertimbangkan faktor sasaran pendidikannya. Untuk masyarakat yang buta huruf akan lain dengan masyarakat yang telah berpendidikan. Dan yang lebih penting lagi alat yang digunakan harus menarik sehingga menimbulkan minat para pesertanya.

Pada waktu menggunakan AVA hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Senyum adalah lebih baik untuk mencari simpati.
b. Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan dibicarakan / diragakan itu adalah
       penting.
c. Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan
       kontrol dari pihak pendidik.
d. Nada suara hendaknya ditukar-tukar agar pendengar tidak bosan dan tidak
       mengantuk.
e. Ikut sertakan para peserta / pendengar, berikan kesempatan untuk memegang
       dan atau mencoba alat-alat tersebut.
f. Bila perlu, berilah selingan humor, guna menghidupkan suasana dan sebagainya.
 
2. Media Pendidikan Kesehatan
Yang dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3, yakni :
a.       Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain :
a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam
      bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
b. Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui
       lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
      gambar, atau kombinasi.
c. Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
d. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan atau informasi-
       informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku
       dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi
       kalimat sebagai pesan atau infomasi berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan
      suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
f. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan / informasi kesehatan yang
       biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di
       kendaraan umum.
g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

b.       Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan, jenisnya berbeda-beda antara lain :
a. Televisi
       Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui media televisi
       dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar
       masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV spot, quiz atau cerdas cermat, dan
       sebagainya.
b. Radio
       Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat
       berbentuk macam-macam antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,
       ceramah, radio spot, dan sebagainya.
c. Video
       Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.
d. Slide
       Slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi-informasi
       kesehatan.
e. Film strip
       Juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

c.        Media Papan (Billboard)
Papan (billboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).

  Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan, serta lingkungan.perilaku kesehatan mencakup :
a.       Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit
Yaitu bagaimana manusia berespons,baik secara pasif maupun aktif. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini ada tingkat  pencegahannya antar lain:
1.      Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
2.      Perilaku pencegahan penyakit
3.      Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan
4.      Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan
b.      Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Respons  seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional.
c.       Perilaku terhadap makanan
Respons seseorang terhadap makanan  sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur yang terkandung didalamnya,dll.
d.      Perilaku tehadap lingkungan kesehatan
Perilaku ini antara lain mencakup:
1.      Perilaku sehubungan dengan air bersih
2.      Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor
3.      Perilaku sehubungan dengan limbah
4.      Perilaku sehubungan dengan rumah sehat
5.      Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang- sarang nyamuk


















Sumber :

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar