music Q

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Selasa, 30 April 2013

promosi kesehatan pada ibu nifas



Ruang lingkup promosi kesehatan dengan sasarannya ibu nifas

      
      A.    LATAR BELAKANG

Adapun latar belakang dalam pembuatan makalah ini adalah agar kita mengetahui bagaimana cara memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada ibu pascapersalinan mengenai berbagai pendidikan kesehatan yang dapat kita berikan sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu selama masa nifas, dan menyusui.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak ada intervensi yang sesuai bagi suatu negara dapat dengan serta merta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di negara lain.
         

                  B.     TUJUAN

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata pelajaran Promosi Kesehatan dengan judul Lingkup Promosi Kesehatan dengan Sasarannya Ibu Nifas.
         
C.     LANDASAN TEORI

Nifas (puerperium) periode waktu atau masa dimana organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan wkatu sekitar 6 minggu.
Masa Nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lainnya 4 minggu (Bagian dagin FK UNPAD, 1993, hal : 315)
 Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan yang normal.
(Manuaba, 1998 : 190)

Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Sulaiman, 1983)
 Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini sekitar 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998)

Periode Nifas

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari
2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan ada komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.













A.     PENGERTIAN NIFAS

Masa nifas (puerperium) barasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.

Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.      Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.      Memberikan pelayanan KB.

Peran bidan dalam masa nifas, yaitu:

1.      Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan nifas.
2.      Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis.
3.      Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan rasa nyaman .

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
1.      Kebersihan diri atau personal hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

  1. Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b.      Kebersihan rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.

c.       Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.



d.      Kebersihan vulva dan sekitarnya.

-          Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
-          Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
-          Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
-          Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.

2.      Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.

Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :

1.      Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2.      Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3.      Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
4.      Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5.      Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Pola istirahat, yaitu:
a.       Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b.      Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c.       Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :

1.      Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2.      Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3.      Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
4.      Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB, 2002 : N – 25).

Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.

Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri.

Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.

Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun mana nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral.

Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun lauk pauknya lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting bagi ibu menyusui, antara lain:
a.       Banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas sehari,
b.      Pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas,
c.       Tetap memperhatikan kecukupan gizi rata-rata dianjurkan (2900 k.kal.)

Ibu menyusui harus :

a.       Mengkomsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b.      Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup
c.      minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui)
d.      Pil zat besi (sulfas/glukonas ferrosus) harus diminum untuk menambah xat gizi setidaknya selama 40 haro pasca bersalin (setelah melahirkan)
e.       Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada anaknya melalui ASI (Air Susu Ibu)-nya.
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.




Pengertian Masa Nifas


1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).

2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).

Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5. Mendapatkan kesehatan emosi.

Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional.

Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas:
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jam post partum Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.
II 6 hari post partum Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
III 2 minggu post partum Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
IV 6 minggu post partum Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.




A.    KESIMPULAN

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta selaputyang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.

B.     SARAN

Pemakalah menyadari banyak terdapat kesalahan, kejanggalan, dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Dari kesederhanaan makalah ini, pemakalah membuka tangan guna menerima teguran dan saran, demi kesempurnaan makalah iniMasa nifas (puerperium) adalah di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu. Masa dilakukan untik menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi.(buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, hal. 








Ruang lingkup promosi kesehatan dengan sasarannya ibu nifas

Promosi kesehatan pada ibu nifas


A. Pengertian.

            Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat dalam rangka pengaeasan Post Partum adalah 2-6 jam, 2jam-6hari, 2jam-6minggu (atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu ).
Pengawasan dan asuhan post partum masa nifas sangat diperlukan yang tujuanya adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kesehatan ibu dan batinya, baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah mengobati, atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi sehat.
4. Meberikan pelanyanan KB.
Gangguan yang sering terjadi pada masa nifas berupa gangguan psikologis seperti Post Partum Blues (PPS), depresi post partum dan post partum psikologi.

B. BABY BLUE (POST PARTUM BLUES)

           Merupakan kesedihan atau kemurungan setelh melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi yang diyandain dengan gejala-gejala sbb:
Cemas tanpa sebab
Menangis tanpa sebab
Tidak sabar
Tidak percaya diri
Sensitive
Mudah tersinggung
Merasa kurang menyayangi bayinya
Jika hal ini dianggap enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan dua minggu sampai satu tahun dan akan berlanjut menjadi Post Partum Sindrome.

         Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan post partum blues ada dua cara yaitu :
1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.
2. Dengan cara peningkatan support mental/ dukungan keluarga.



C. KOMUNIKASI TERAPEUTIK

         Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
2. Dapat memahami dirinya
3. Dapat mendukung tindakan konstruktif
.
D. PENINGKATAN SUPPORT MENTAL/DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENGATASI GANGGUAN PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASA NIFAS.
 
           Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sbb :
a. Fase Taking in yaiyu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.

b. Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.

       Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
Minta bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
Ø
Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongannya.
Ø
Ø Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi karena semakin sering merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri.



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAW8rTd_8fXi8Tpi2RHFxSXV053HZelGt2CRhV55GneJx8XBdaykAmHDd8yYyVLPy6MfSONNxE4dc1Rmfl3JUblGumRQtYERC8grBgY-bkc4tlqrJ4n_B3L7WY5qp3aR5a3xpGK0iZA77T/s320/n106375563985_1509.jpg














A.      Pengertian

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.

Lingkup Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Ini mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan atau perbaikan melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan. Promosi kesehatan adalah juga upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang penekanannya pada penyebaran informasi.

Masa Nifas puerperium adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alat-alat reproduksi & anggota tubuh lainnya yg berlangsung sampai sekitar 40 hari (KBBI, 1990).

 B.       Tujuan Masa Nifas                           

1.      menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2.      Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.      Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5.      Mendapatkan kesehatan emosi.



C.      Tahapan-tahapan Masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.      Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2.      Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu.
3.      Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

D.      Waktu Kunjungan Masa Nifas
a.       Kunjungan I ( 6- 8 jam)
Tujuannya:
1)      Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk bila perdarahan berlanjut.
3)      Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.
4)      Pemberian ASI awal.
5)      Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6)      Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
b.      Kunjungan 11 (6 hari pasca persalinan)

Tujuan :

1)      Memastikan involusi uterus berjalan, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
2)      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3)      Memastikan ibu mendapat cukup makan, cairan dan istirahat.
4)      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyakit.
5)      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat dan menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c.       Kunjungan III (2 minggu pasca persalinan)
Asuhan yang diberikan sama dengan 6 hari post partum
d.      Kunjungan IV (6 minggu pasca persalinan)
1)      Menanyakan ibu tentang penyakit yang dialami ibu dan bayi.
2)      Memberikan konseling untuk KB secara dini.
e.       Kunjungan Rumah
Suatu proses untuk membantu klien atau keluarga mempelajari dan menemukan kebutuhan kesehatan dengan tujuan untuk membantu menyadari adanya masalah kesehatan, menegakkan pengertian bersama mempelajari kebutuhan kesehatan melaksanakan tindakan yang sesuai wewenang, memberikan keyakinan dukungan dan menurunkan stress. (Saifuddin, 2002)

E.       Tanda-tanda Bahaya Selama Masa Nifas

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut (Saifuddin, 2002)
Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut,maka ia perlu segera menemui bidan :
a.         Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam).
b.         Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
c.         Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
d.        Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.
e.         Pembengkakan diwajah atau di tangan.
f.          Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa tidak enak badan.
g.         Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.
h.         Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i.           Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan di kaki.
j.           Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.
k.         Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah (Saifuddin, 2002)

F.       LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU NIFAS

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.

Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.

Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar